Analisis Wacana merupakan salah satu Mata kuliah Pendidikan bahasa dan Sastra Indonesia, dalam analisis Wacana tersebut terdapat objek yang dapat dianalisis ataupun dikaji salah satunya adalah lirik lagu. pada kesempatan kali ini saya akan membagikan contoh tugas analisis wacana tentang lirik lagu payung teduh yang berjudul Angin Pujaan Hujan, semoga bermanfaat.
ANALISIS WACANA DALAM LIRIK LAGU “ANGIN PUJAAN HUJAN”
DARI PAYUNG TEDUH (KAJIAN KONTEKSTUAL)
ABSTRAK
“Angin Pujaan Hujan” adalah lagu pertama pada album pertama yang
dinyanyikan oleh Payung Teduh. Lagu tersebut menggunakan bahasa yang sangat
puitis sehingga mengandung sebuah makna yang sangat dalam. Makna dari lagu
tersebut erat kaitannya dengan makna kontekstual sehingga dapat dijadikan
sebuah objek analisis wacana.
Kata Kunci : Lirik lagu “Angin Pujaan Hujan” dari Payung Teduh, Makna
Kontekstual
A. Pendahuluan
1.
Latar Belakang
Banyak cara yang dilakukan
manusia dalam mengungkapkan atau mengekspresikan pemikiran maupun isi hatinya.
Ada berbagai sarana yang dapat dijadikan media penyampaian, salah satunya
adalah dengan media musik. Musik merupakan sebuah seni yang didalamnya
menyampaikan pemikiran atau ungkapan dengan suara, nada, irama serta keindahan.
Musik tidak sekadar rangkaian nada, serta irama yang mengalun indah dan
harmonis, tetapi penghayatan lirik lagu juga merupakan bagian yang tidak dapat
dipisahkan.
Lirik lagu dalam bermusik
seperti halnya sebuah ungkapan hati yang disampaikan dengan serangkaian
kata-kata yang selaras, sehingga menambah kualitas musik tersebut. Sehubungan
dengan itu, di bawah ini akan dianalisis sebuah lirik lagu. Wacana yang akan dianalisis
dalam makalah ini adalah lirik lagu dari Payung Teduh yang berjudul “Angin Pujaan Hujan” dan akan dianalisis dari segi
kontekstualnya.
a.
Sekilas tentang
Payung Teduh
Payung Teduh lahir dari dua orang sahabat yang
berprofesi sebagai pemusik di teater pagupon yang senang nongkrong bersama di
antin FIB (Fakultas Ilmu Budaya) Universitas Indonesia mereka adalah Is dan
Comi yang senang bermain musik bersama di kantin selasar gedung kampus, tepi
danau hingga event-event di luar
kampus. Secara tidak sadar kebersamaan mereka dalam bermain musik telah
menguatkan karakter bermusik mereka dan telah disadari bagi orang-orang sekitar
yang sering menyaksikan mereka bermain musik bersama.
Payung Teduh terbentuk pada akhir 2007 dengan formasi
awal Is dan Comi, sadar akan eksplorasi bunyi dan performasi panggung tahun
2008 Payung Teduh mengajak Cito untuk bergabung bersama sebagai drummer lalu mengajak Ivan sebagai Guitalele pada tahun 2010. Angin pujaan
hujan ialah lagu pertama yang memunculkan warna mereka sendiri. Seiring
berjalannya waktu tercipta pula lagu-lagu lainnya seperti kucari kamu, Amy,
untuk perempuan yang sedang dalm pelukan, juga termasuk karya-karya pementasan
teater bersama Catur Ari Wibowo seperti Resah, Cerita tentang gunung dan laut
serta karya Amalia Puri yang berjudul Tidurlah dan Malam, dan Malam, pada
akhirnya Payung teduh memutuskan untuk membuat album indie pertamanya yang
dirilis dipenghujung 2010.
Musik yang dimainkan oleh Payung teduh tidak memiliki
batasan tersendiri, musik yang dimainkan oleh Payung Teduh itu sendiri. Pada
album pertama ini dibilang karakter musik yang dibawakan seperti musik di era golden 60’s dengan balutan keroncong dam
jazz. Jika ditanya jenis musik apa yang diusung oleh Payung Teduh, maka
sepenuhnya kepada pendengar.
2.
Tujuan
Analisi wacana dalam lirik
lagu “angin pujaan hujan” ini bertujuan agar pembaca mengetahui makna
kontekstual yang terkandung pada lagu tersebut, kemudian dapat
medieskripsikannya kembali.
B. Metode
Metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh
peneliti dalam mengumpulkan data penelitiannya (Arikunto, 1887 : 136). Metode
yang digunakan dalam analisis ini adalah pendekatan makrostruktural. Pendekatan makrostruktural
yaitu pendekatan yang menitikberatkan pada garis besar susubnan wacana itu secara
global untuk memahami teks secara keseluruhan. Di samping memperhatikan
keterkaitan dengan episode, paragraf atau bahkan dengan bab, juga
dipertimbangkan pelatarbelakangan
(background) dan pelatardepanan (foreground) (Fatimah dalam Sumarlam,
2003: 190). Pendekatan makro struktural dapat meliputi struktur tekstual,
sistem leksis, dan konteks. Jika dalam pendekatan mikro struktural, konteks
berupa konteks linguistik, maka yang
dimaksud konteks secara makro struktural
adalah konteks situasi, dan konteks
kultural
C. Pembahasan
1.
Pengertian
Analisis Kontekstual
Analisis
kontekstual adalah analisis wacana dengan bertumpu pada teks yang dikaji
berdasarkan konteks eksternal yang melingkupinya, baik konteks situasi maupun
konteks kultural. Pemahaman konteks-konteks tersebut dapat dilakukan dengan
mempertimbangkan berbagai prinsip penafsiran dan analogi (Sumarlam, 2008 : 108)
. Prinsip-prinsip yang dimaksud adalah :
a. Penafsiran
Personal
Berkaitan dengan siapa yang menjadi partisipan di dalam
suatu wacana. Halliday dan Hasan (1992:16) menyebut penutur dan mitra tutur
atau partisipan dengan istilah “pelibat wacana”. pelibat wacana biasanya
menunjuk pada orang-orang yang berperan dalam wacana, kedudukannya, jenis
hubungan perannya, ciri fisik dan non-fisik, serta emosi penutur dan mitra
tutur.
b. Penafsiran
Lokasional
Berkenaan dengan penafsiran tempat atau lokasi terjadinya suatu
situasi (keadaan, peristiwa, dan proses) dalam rangka memahami wacana.
c. Penafsiran
Temporal
Berkaitan
dengan pemahaman mengenai waktu. Berdasarkan konteksnya kita dapat menafsirkan
kapan atau berapa lama waktu terjadinya situasi (peristiwa, keadaan, proses)
d. Penafsiran
Analogi.
Prinsip analogi digunakan sebagai dasar, baik oleh penutur
maupun mitra tutur, untuk memahami makna dan mengidentifikasi maksud dari
(bagian atau keseluruhan ) sebuah wacana.
2.
Hasil Analisis Data
a. Penafsiran
Personal
Untuk
mengetahui pelibat wacana dalam lagu tersebut mari kita simak kutipan berikut:
Datang dari
mimpi semalam bulan bundar (1)
Bermandikan sejuta cahaya di langit (2)
Yang merah,
ranum seperti anggur (3)
Wajahmu
membuai mimpiku (4)
Sang pujaan
tak juga datang (5)
Angin
berhembuskan bercabang (6)
Rinduku
berbuah lara uh lara (7)
Berdasarkan
aspek gramatikalnya, khususnya referensi pronomina persona mudah diketahui
bahwa pelibat wacana dalam lagu tersebut adalah persona pertama tunggal aku ‘aku,
saya’ dan pronomina persona kedua tunggal wajahmu ‘dirimu’. Unsur (seseorang atau nama orang) yang diacu oleh
pronominal persona aku/-ku‘aku’ tidak dapat ditemukan di dalam lagu tersebut
karena sifat acuannya yang eksoforis. Sementara itu, unsur yang diacu oleh
pronomina persona wajahmu ‘dirimu’pada kutipan di atas dapat ditemukan lagi di
dalam selanjutnya karena sifat acuan
yang endoforis, yaitu seseorang yang disebut dengan kata sang pujaan ‘seorang
kekasih yang selama ini diidam-idamkan’. ). Pertanyaan yang
muncul sebenarnya siapakah sesungguhnya aku ‘saya’ dan siapakah wajahmu
’dirimu’ atau sang pujaan dalam lagu tersebut ?
Aku
sebagai penafsiran
personal dalam lagu tersebut setidak-tidaknya mempunyai beberapa tafsiran yakni
:
a. Pengarang
lagu itu sendiri
b. Orang yang
khusus menyanyikan lagu itu untuk dipopulerkan
c. Siapa saja yang
membaca lirik lagu atau sengaja menyanyikan lagu tersebut.
d. Seorang lelaki yang sedang merindukan pujaan hati yang
belum juga datang
Sedangkan wajahmu‘dirimu’ atau sang
pujaan adalah penafsiran terhadap pelibat wacana yang bisa ditafsirkan
sebagai :
a.
Ditujukan
untuk seseorang yang dikasihi sang pengarang.
b.
Kata
sapaan dari seorang lelaki untuk wanita yang diidam-idamkannya
c.
Siapa
saja yang menjadi pujaan hati atau orang yang didambakan.
b. Penafsiran
Lokasional
Berdasarkan perangkat benda yang menjadi konteksnya kita
dapat menafsirkan tempat terjadinya suatu situasi pada tuturan sebagai berikut
:
Datang dari
mimpi semalam bulan bundar (1)
Bermandikan sejuta cahaya di langit (2)
Yang merah,
ranum seperti anggur (3)
Wajahmu
membuai mimpiku (4)
Pronominal
demonstratif seperti Bulan bundar bermandikan cahaya dan
Di
langit yang merah merupakan tempat yang mengacu secara eksplisit (tidak
benar-benar dialami oleh pengarang) sehingga tidak ditemukan suatu situasi atau
tempat karenanya sulit ditafsirkan.
c. Penafsiran
Temporal
Kembali kita
simak lirik lagu dari bari ke-1 sampai baris ke-7
Datang dari
mimpi semalam bulan bundar (1)
Bermandikan sejuta cahaya di langit (2)
Yang merah,
ranum seperti anggur (3)
Wajahmu
membuai mimpiku (4)
Sang pujaan
tak juga datang (5)
Angin
berhembuskan bercabang (6)
Rinduku
berbuah lara uh lara (7)
Pronomina demonstratif
waktu Datang dari mimpi semalam ditafsirkan bahwa mungkin Aku
mengarang lagu itu terinspirasi ketika malam datang dan saat pengarang mengalami sebuah mimpi
yang indah. Lemudian pada lirik Sang pujaan
tak juga datang ini menunjukkan
waktu yang begitu lama
d. Penafsiran
Analogi.
Dalam
lirik lagu “Angin
Pujaan Hujan”
penafsiran analogi ditemukan dalam wacana sebagai berikut:
Datang dari
mimpi semalam bulan bundar (1)
Bermandikan sejuta cahaya di langit (2)
Yang merah,
ranum seperti anggur (3)
Wajahmu
membuai mimpiku (4)
Sang pujaan
tak juga datang (5)
Angin
berhembus bercabang (6)
Rinduku
berbuah lara (7)
Dari
penganalogian keseluruhan lirik lagu “Angin Pujaan Hujan” , lirik pertama yaitu
Datang
dari mimpi semalam bulan bundar ditafsirkan sebagai seorang wanita (pujaan hati) yang datang dalam
sebuah mimpi, seorang wanita (pujaan
hati) datang pada saat malam yang indah dan dihiasi bulan purnama yang
bersinar-sinar penuh cahaya di
langit. Yang merah, ranum seperti anggur Wajahmu membuai mimpiku pada
lirik ke 3 dan 4 ini dapat ditafsirkan bahwa seorang wanita (pujaan hati)
seperti benar-benar nyata datang dengan wajah yang begitu cantik dan indah
bagaikan sebuah anggur yang ranum. Pada lirik baris ke-5 berbeda dengan barisan
lirik-lirik lagu sebelumnya yang menceritakan sebuah mimpi yang indah. Pada
baris ke-5 ini menceritakan keadaan yang sebenarnya bahwa Sang pujaan tak juga datang, Seorang
wanita (pujaan hati) yang tak kunjung datang. Angin berhembus bercabang, kembali
pada judul lagu ini yaitu “Angin Pujaan Hujan” Angin disini dapat ditafsirkan
sebagai seorang wanita (pujaan hati) tersebut sedangkan hujan Aku
atau seorang laki-laki. Ketika seorang laki-laki tersebut mulai menemukan
sosok seorang wanita yang selama ini dia inginkan ternyata Angin berhembus bercabang, Angin (wanita
pujaan hati) ternyata lebih mencintai orang lain dari pada Hujan (laki-laki). Rinduku
berbuah lara, Akhirnya Hujan
(laki-laki) patah hati karena Angin (wanita pujaan hatinya) yang
selama ini dia tunggu-tunggu ternyata lebih mencintai orang lain.
Jadi, secara
keseluruhan lirik lagu yang berjudul “Angin Pujaan Hujan” ini menceritakan
sebuah penantian seorang laki-laki yang cukup lama terhadap seorang wanita yang
menjadi pujaan hatinya, kemudian wanita autau pujaan hatinya tersebut akhirnya
datang, akan tetapi penantian itu sia-sia karena wanita atau pujaan hatinya
tadi lebih memilih atau lebih mencintai orang lain
D. Penutup
kesimpulan
Dalam penelitan
proses analisis data yang telah dilakukakan, telah ditemukan simpulan dari Analisis wacana dalam lirik lagu ”Angin
Pujaan Hujan” dari Payung Teduh dapat
ditafsirkan bahwa ada dua partisipan yang terlibat dalam lagu tersebut, yaitu
seorang lelaki dan seorang wanita pujaannya. Tempat kejadiaan peristiwa
bersifat eksplisit (tidak benar-benar dialami pengarang) , selanjutnya dilihat
dari segi penganalogian, dapat ditafsirkan bahwa lagu tersebut menceritakan
sebuah penantian seorang laki-laki terhadap seorang perempuan hanya saja
penatian itu sia-sia karena wanita yang dinantikan tad lebih memilih orang
lain.
Daftar Pustaka
Sumarlam,
dkk.2008. Analisis Wacana (Iklan, lagu,
Puisi, cerpen, Novel Drama). Bandung : Pakar Raya
Djajasudarma,
Fatimah. 2012. Wacana dan Pragmatik. Bandung
: PT. Refika Aditama
Syahid Abdurakhim.
http//mljsyahid.blogspot.com/2012/09/Biography-Payung-teduh.html.Diakses
tanngal 8 Januari 2015.
Lampiran
Lirik Lagu “Angin Pujaan Hujan” dari Payung Teduh
Datang
dari mimpi semalam
Bulan
bundar bermandikan sejuta cahaya
Di
langit yang merah, ranum seperti anggur
Wajahmu
membuai mimpiku
Sang
pujaan tak juga datang
Angin
berhembuskan bercabang
Rinduku
berbuah lara uh lara
Sang
pujaan tak juga datang
Angin
berhembuskan bercabang
Rinduku
berbuah lara uh lara
Sang
pujaan tak juga datang
Angin
berhembuskan bercabang
Rinduku
berbuah lara uh lara uh lara
Uh
lara uh lara uuh berbuah lara
ANALISIS WACANA
Analisis Wacana Dalam Lirik Lagu “Angin Pujaan Hujan” dari Payung Teduh (Kajian Kontekstual)
Dosen Pengampu : Eni Winarsih, S.Pd., M.Pd
Oleh :
Irfan Ari W (11.311.039)
PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI
IKIP PGRI MADIUN
2014