Minggu, 22 November 2015

Analisis Wacana Pada Lirik Lagu Angin Pujaan Hujan dari Payung teduh

Analisis Wacana merupakan salah satu Mata kuliah Pendidikan bahasa dan Sastra Indonesia, dalam analisis Wacana tersebut terdapat objek yang dapat dianalisis ataupun dikaji salah satunya adalah lirik lagu. pada kesempatan kali ini saya akan membagikan contoh tugas analisis wacana tentang lirik lagu payung teduh yang berjudul Angin Pujaan Hujan, semoga bermanfaat.







ANALISIS WACANA DALAM LIRIK LAGU “ANGIN PUJAAN HUJAN” DARI PAYUNG TEDUH (KAJIAN KONTEKSTUAL)

ABSTRAK
“Angin Pujaan Hujan” adalah lagu pertama pada album pertama yang dinyanyikan oleh Payung Teduh. Lagu tersebut menggunakan bahasa yang sangat puitis sehingga mengandung sebuah makna yang sangat dalam. Makna dari lagu tersebut erat kaitannya dengan makna kontekstual sehingga dapat dijadikan sebuah objek analisis wacana.

Kata Kunci : Lirik lagu “Angin Pujaan Hujan” dari Payung Teduh, Makna Kontekstual

A.     Pendahuluan
1.      Latar Belakang
Banyak cara yang dilakukan manusia dalam mengungkapkan atau mengekspresikan pemikiran maupun isi hatinya. Ada berbagai sarana yang dapat dijadikan media penyampaian, salah satunya adalah dengan media musik. Musik merupakan sebuah seni yang didalamnya menyampaikan pemikiran atau ungkapan dengan suara, nada, irama serta keindahan. Musik tidak sekadar rangkaian nada, serta irama yang mengalun indah dan harmonis, tetapi penghayatan lirik lagu juga merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan.
Lirik lagu dalam bermusik seperti halnya sebuah ungkapan hati yang disampaikan dengan serangkaian kata-kata yang selaras, sehingga menambah kualitas musik tersebut. Sehubungan dengan itu, di bawah ini akan dianalisis sebuah lirik lagu. Wacana yang akan dianalisis dalam makalah ini adalah lirik lagu dari Payung Teduh yang berjudul “Angin  Pujaan Hujan” dan akan dianalisis dari segi kontekstualnya.
a.       Sekilas tentang Payung Teduh
Payung Teduh lahir dari dua orang sahabat yang berprofesi sebagai pemusik di teater pagupon yang senang nongkrong bersama di antin FIB (Fakultas Ilmu Budaya) Universitas Indonesia mereka adalah Is dan Comi yang senang bermain musik bersama di kantin selasar gedung kampus, tepi danau hingga event-event di luar kampus. Secara tidak sadar kebersamaan mereka dalam bermain musik telah menguatkan karakter bermusik mereka dan telah disadari bagi orang-orang sekitar yang sering menyaksikan mereka bermain musik bersama.

Payung Teduh terbentuk pada akhir 2007 dengan formasi awal Is dan Comi, sadar akan eksplorasi bunyi dan performasi panggung tahun 2008 Payung Teduh mengajak Cito untuk bergabung bersama sebagai drummer lalu mengajak Ivan sebagai Guitalele pada tahun 2010. Angin pujaan hujan ialah lagu pertama yang memunculkan warna mereka sendiri. Seiring berjalannya waktu tercipta pula lagu-lagu lainnya seperti kucari kamu, Amy, untuk perempuan yang sedang dalm pelukan, juga termasuk karya-karya pementasan teater bersama Catur Ari Wibowo seperti Resah, Cerita tentang gunung dan laut serta karya Amalia Puri yang berjudul Tidurlah dan Malam, dan Malam, pada akhirnya Payung teduh memutuskan untuk membuat album indie pertamanya yang dirilis dipenghujung 2010.
Musik yang dimainkan oleh Payung teduh tidak memiliki batasan tersendiri, musik yang dimainkan oleh Payung Teduh itu sendiri. Pada album pertama ini dibilang karakter musik yang dibawakan seperti musik di era golden 60’s dengan balutan keroncong dam jazz. Jika ditanya jenis musik apa yang diusung oleh Payung Teduh, maka sepenuhnya kepada pendengar.

2.      Tujuan
Analisi wacana dalam lirik lagu “angin pujaan hujan” ini bertujuan agar pembaca mengetahui makna kontekstual yang terkandung pada lagu tersebut, kemudian dapat medieskripsikannya kembali.


B.     Metode
Metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitiannya (Arikunto, 1887 : 136). Metode yang digunakan dalam analisis ini adalah pendekatan  makrostruktural. Pendekatan makrostruktural yaitu pendekatan yang menitikberatkan pada garis besar susubnan wacana itu secara global untuk memahami teks secara keseluruhan. Di samping memperhatikan keterkaitan dengan episode, paragraf atau bahkan dengan bab, juga dipertimbangkan pelatarbelakangan  (background) dan pelatardepanan (foreground) (Fatimah dalam Sumarlam, 2003: 190). Pendekatan makro struktural dapat meliputi struktur tekstual, sistem leksis, dan konteks. Jika dalam pendekatan mikro struktural, konteks berupa konteks  linguistik, maka yang dimaksud konteks secara makro struktural  adalah konteks situasi, dan  konteks kultural



C.     Pembahasan
1.      Pengertian Analisis Kontekstual
Analisis kontekstual adalah analisis wacana dengan bertumpu pada teks yang dikaji berdasarkan konteks eksternal yang melingkupinya, baik konteks situasi maupun konteks kultural. Pemahaman konteks-konteks tersebut dapat dilakukan dengan mempertimbangkan berbagai prinsip penafsiran dan analogi (Sumarlam, 2008 : 108) . Prinsip-prinsip yang dimaksud adalah :
a.       Penafsiran Personal
Berkaitan dengan siapa yang menjadi partisipan di dalam suatu wacana. Halliday dan Hasan (1992:16) menyebut penutur dan mitra tutur atau partisipan dengan istilah “pelibat wacana”. pelibat wacana biasanya menunjuk pada orang-orang yang berperan dalam wacana, kedudukannya, jenis hubungan perannya, ciri fisik dan non-fisik, serta emosi penutur dan mitra tutur.
b.      Penafsiran Lokasional
      Berkenaan dengan penafsiran tempat atau lokasi terjadinya suatu situasi (keadaan, peristiwa, dan proses) dalam rangka memahami wacana.
c.       Penafsiran Temporal
Berkaitan dengan pemahaman mengenai waktu. Berdasarkan konteksnya kita dapat menafsirkan kapan atau berapa lama waktu terjadinya situasi (peristiwa, keadaan, proses)
d.      Penafsiran Analogi.
      Prinsip analogi digunakan sebagai dasar, baik oleh penutur maupun mitra tutur, untuk memahami makna dan mengidentifikasi maksud dari (bagian atau keseluruhan ) sebuah wacana.

2.                Hasil Analisis Data
a.         Penafsiran Personal
Untuk mengetahui pelibat wacana dalam lagu tersebut mari kita simak kutipan berikut:
Datang dari mimpi semalam bulan bundar (1)
 Bermandikan sejuta cahaya di langit (2)
Yang merah, ranum seperti anggur (3)
Wajahmu membuai mimpiku (4)

Sang pujaan tak juga datang (5)
Angin berhembuskan bercabang (6)
Rinduku berbuah lara uh lara (7)

Berdasarkan aspek gramatikalnya, khususnya referensi pronomina persona mudah diketahui bahwa pelibat wacana dalam lagu tersebut adalah persona pertama tunggal aku ‘aku, saya’ dan pronomina persona kedua tunggal wajahmudirimu’. Unsur  (seseorang atau nama orang) yang diacu oleh pronominal persona aku/-ku‘aku’ tidak dapat ditemukan di dalam lagu tersebut karena sifat acuannya yang eksoforis. Sementara itu, unsur yang diacu oleh pronomina persona wajahmu ‘dirimu’pada kutipan di atas dapat ditemukan lagi di dalam  selanjutnya karena sifat acuan yang endoforis, yaitu seseorang yang disebut dengan kata sang pujaan ‘seorang kekasih yang selama ini diidam-idamkan’. ). Pertanyaan yang muncul sebenarnya siapakah sesungguhnya aku ‘saya’ dan siapakah wajahmu ’dirimu’ atau sang pujaan dalam lagu tersebut ?
Aku sebagai penafsiran personal dalam lagu tersebut setidak-tidaknya mempunyai beberapa tafsiran yakni :
a.       Pengarang lagu itu sendiri
b.  Orang yang khusus menyanyikan lagu itu untuk dipopulerkan
c.  Siapa saja yang membaca lirik lagu atau sengaja menyanyikan lagu tersebut.
d. Seorang lelaki yang sedang merindukan pujaan hati yang belum juga datang 
Sedangkan wajahmu‘dirimu’ atau sang pujaan adalah penafsiran terhadap pelibat wacana yang bisa ditafsirkan sebagai :
a.       Ditujukan untuk seseorang yang dikasihi sang pengarang.
b.      Kata sapaan dari seorang lelaki untuk wanita yang diidam-idamkannya
c.       Siapa saja yang menjadi pujaan hati atau orang yang didambakan.

b.      Penafsiran Lokasional
            Berdasarkan perangkat benda yang menjadi konteksnya kita dapat menafsirkan tempat terjadinya suatu situasi pada tuturan sebagai berikut :
Datang dari mimpi semalam bulan bundar (1)
 Bermandikan sejuta cahaya di langit (2)
Yang merah, ranum seperti anggur (3)
Wajahmu membuai mimpiku (4)
            Pronominal demonstratif seperti Bulan bundar bermandikan cahaya   dan Di langit yang merah merupakan tempat yang mengacu secara eksplisit (tidak benar-benar dialami oleh pengarang) sehingga tidak ditemukan suatu situasi atau tempat karenanya sulit ditafsirkan.

c.       Penafsiran Temporal
Kembali kita simak lirik lagu dari bari ke-1 sampai baris ke-7
Datang dari mimpi semalam bulan bundar (1)
 Bermandikan sejuta cahaya di langit (2)
Yang merah, ranum seperti anggur (3)
Wajahmu membuai mimpiku (4)
Sang pujaan tak juga datang (5)
Angin berhembuskan bercabang (6)
Rinduku berbuah lara uh lara (7)

Pronomina demonstratif waktu Datang dari mimpi semalam ditafsirkan bahwa mungkin Aku mengarang lagu itu terinspirasi ketika malam datang  dan saat pengarang mengalami sebuah mimpi yang indah. Lemudian pada lirik Sang pujaan tak juga datang ini menunjukkan waktu yang begitu lama

d.      Penafsiran Analogi.
            Dalam lirik lagu Angin Pujaan Hujan penafsiran analogi ditemukan dalam wacana sebagai berikut:
Datang dari mimpi semalam bulan bundar (1)
 Bermandikan sejuta cahaya di langit (2)
Yang merah, ranum seperti anggur (3)
Wajahmu membuai mimpiku (4)


Sang pujaan tak juga datang (5)
Angin berhembus bercabang (6)
Rinduku berbuah lara  (7)

Dari penganalogian keseluruhan lirik lagu “Angin Pujaan Hujan” , lirik pertama yaitu Datang dari mimpi semalam bulan bundar ditafsirkan sebagai seorang wanita (pujaan hati) yang datang dalam sebuah mimpi, seorang wanita (pujaan hati) datang pada saat malam yang indah dan dihiasi bulan purnama yang bersinar-sinar penuh cahaya di langit. Yang merah, ranum seperti anggur Wajahmu membuai mimpiku pada lirik ke 3 dan 4 ini dapat ditafsirkan bahwa seorang wanita (pujaan hati) seperti benar-benar nyata datang dengan wajah yang begitu cantik dan indah bagaikan sebuah anggur yang ranum. Pada lirik baris ke-5 berbeda dengan barisan lirik-lirik lagu sebelumnya yang menceritakan sebuah mimpi yang indah. Pada baris ke-5 ini menceritakan keadaan yang sebenarnya bahwa Sang pujaan tak juga datang, Seorang wanita (pujaan hati) yang tak kunjung datang.  Angin berhembus bercabang, kembali pada judul lagu ini yaitu “Angin Pujaan Hujan” Angin disini dapat ditafsirkan sebagai seorang wanita (pujaan hati) tersebut sedangkan hujan Aku atau seorang laki-laki. Ketika seorang laki-laki tersebut mulai menemukan sosok seorang wanita yang selama ini dia inginkan ternyata Angin berhembus bercabang, Angin (wanita pujaan hati) ternyata lebih mencintai orang lain dari pada Hujan (laki-laki). Rinduku berbuah lara, Akhirnya Hujan (laki-laki) patah hati karena Angin (wanita pujaan hatinya) yang selama ini dia tunggu-tunggu ternyata lebih mencintai orang lain.  
Jadi, secara keseluruhan lirik lagu yang berjudul “Angin Pujaan Hujan” ini menceritakan sebuah penantian seorang laki-laki yang cukup lama terhadap seorang wanita yang menjadi pujaan hatinya, kemudian wanita autau pujaan hatinya tersebut akhirnya datang, akan tetapi penantian itu sia-sia karena wanita atau pujaan hatinya tadi lebih memilih atau lebih mencintai orang lain

D.    Penutup
kesimpulan
Dalam penelitan proses analisis data yang telah dilakukakan, telah ditemukan simpulan dari Analisis wacana dalam lirik lagu ”Angin Pujaan Hujan” dari Payung Teduh dapat ditafsirkan bahwa ada dua partisipan yang terlibat dalam lagu tersebut, yaitu seorang lelaki dan seorang wanita pujaannya. Tempat kejadiaan peristiwa bersifat eksplisit (tidak benar-benar dialami pengarang) , selanjutnya dilihat dari segi penganalogian, dapat ditafsirkan bahwa lagu tersebut menceritakan sebuah penantian seorang laki-laki terhadap seorang perempuan hanya saja penatian itu sia-sia karena wanita yang dinantikan tad lebih memilih orang lain.























Daftar Pustaka

Sumarlam, dkk.2008. Analisis Wacana (Iklan, lagu, Puisi, cerpen, Novel Drama). Bandung : Pakar Raya

Djajasudarma, Fatimah. 2012. Wacana dan Pragmatik. Bandung : PT. Refika Aditama

Syahid Abdurakhim. http//mljsyahid.blogspot.com/2012/09/Biography-Payung-teduh.html.Diakses tanngal 8 Januari 2015.



Lampiran

Lirik Lagu “Angin Pujaan Hujan” dari Payung Teduh

Datang dari mimpi semalam
Bulan bundar bermandikan sejuta cahaya
Di langit yang merah, ranum seperti anggur
Wajahmu membuai mimpiku

Sang pujaan tak juga datang
Angin berhembuskan bercabang
Rinduku berbuah lara uh lara

Sang pujaan tak juga datang 
Angin berhembuskan bercabang
Rinduku berbuah lara uh lara

Sang pujaan tak juga datang 
Angin berhembuskan bercabang
Rinduku berbuah lara uh lara uh lara
Uh lara uh lara uuh berbuah lara





ANALISIS WACANA
Analisis Wacana Dalam Lirik Lagu “Angin Pujaan Hujan”  dari Payung Teduh (Kajian Kontekstual)

Dosen Pengampu : Eni Winarsih, S.Pd., M.Pd










       Oleh :





    Irfan Ari W         (11.311.039)


PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI
IKIP PGRI MADIUN
2014



Tidak ada komentar: